Mualim Kapal Feri Meninggal Dunia, GM ASDP: Ciri-ciri Fisiknya Penyakit Jantung
sultra.jpnn.com, MUNA - Mualim I Kapal Feri KM Nuku, La Tamuda meninggal dunia Kamis (5/5) setelah melayani trip arus balik Lebaran 2022. La Tamuda dikabarkan kelelahan setelah melayani rute penyeberangan Pelabuhan Tampo di Kabupaten Muna menuju Pelabuhan Torobulu di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
La Tamuda diduga kelelahan yang menyebabkan setop jantung karena harus melayani arus mudik yang dilanjutkan dengan arus balik Lebaran 2022 selama 24 jam. Pemberlakukan pelayanan 24 jam dilakukan karena jumlah penumpang meningkat dari dua tahun sebelumnya.
General Manager Baubau PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Rudy Hanafiah meninggal dunia secara mendadak. Waktu itu, sedang pulang ke rumahnya.
"Betul, meninggalnya itu dua hari yang lalu (Kamis 5 Mei red.), meninggal pada sore hari kebetulan dia sedang pulang ke rumah, kejadiannya pas di rumah," kata Rudy melalui sambungan telepon, Sabtu (8/5).
Rudy menyampaikan, almarhum meninggal bukan pada saat bertugas di kapal, namun meninggal di rumahnya yang berada di sekitar pelabuhan Tampo, Kelurahan Tampo, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna usai melakukan tugas.
Almarhum diduga meninggal dunia karena kelelahan menyebabkan setop jantung, sebab melayani arus mudik hingga arus balik Lebaran selama 24 jam yang meningkat dari dua tahun sebelumnya.
"Kalau melihat ciri-ciri fisiknya (kemungkinan penyakit) jantung, hitam badannya. Trip 24 jam itu dari H-5 berhenti sebentar pada saat H plus (Salat Idulfitri) dan sekarang sudah 24 jam," ujar dia.
Dia menjelaskan, sistem kerja di kapal dalam melayani arus mudik hingga arus balik Lebaran Idul Fitri, yakni empat jam bertugas dan delapan jam istirahat dengan sistem tiga kali pergantian.
Mualim Kapal Feri KM Nuku yang melayani rute Tampo-Torobulu meninggal dunia karena kelelahan sehingga menyebabkan jantung.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News