Cerita Nakhoda Mengalami Mati Mesin saat Membawa WNA Hong Kong Berobat dari Sulteng ke Sultra
sultra.jpnn.com, KENDARI - Cerita susahnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dialami anak bangsa tidak hanya terjadi di dalam film. Kini, warga negara asing (WNA) juga mengalaminya.
Demi berobat, tiga WNA Hong Kong yaitu Mr. Kim (67), Aning (58) dan Aliung (58) harus berjuang melintasi laut.
Mereka berasal dari Desa Paku, Kecamatan Bungku Selatan, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Menuju ke Kota Kendari yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara dengan tujuan berobat.
Speedboat Puskesmas Keliling Tanjung Harapan yang membawanya mengalami mati mesin di perairan sebelah utara Toronipa, Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Nakhoda Speedboat Puskesmas Keliling Tanjung Harapan Ambo melalui telepon dari Kendari, Kamis (14/7) mengatakan kapal tersebut membuat sembilan orang termasuk nakhoda membawa penumpang tiga diantaranya warga Hong Kong yang akan berobat di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kesembilan orang yang dimaksud adalah Ambo (47) selaku nakhoda, penumpang yaitu Hari (38), Sudarham (29), Mashuri (43), Sahidar (28), Hajira (27). Tiga warga Hong Kong yaitu Mr. Kim (67), Aning (58) dan Aliung (58).
Warga Hong Kong yang ada di kapal tiga orang, Kim, Aliung, dan Aning. Paman dan bibi Aliung, yakni Kim dan Aning merupakan suami istri sudah berada di Desa Paku, Kecamatan Bungku Selatan, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah untuk membuka usaha sejak enam tahun lalu.
Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi dalam keterangan tertulisnya mengatakan pihaknya menerima informasi dari nakhoda yang juga Kepala speedboat Puskesmas Keliling Tanjung Harapan bernama Ambo.
Demi berobat, tiga WNA Hong Kong yaitu Mr. Kim (67), Aning (58) dan Aliung (58) harus berjuang melintasi laut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News