Penentuan Awal Ramadan Berpotensi Berbeda, Ini Penjelasan Kemenag!
MABIMS menetapkan awal penentuan bulan Hijriah yakni posisi hilal saat Matahari terbenam sudah tiga derajat dan elongasi 6,4 derajat
Baca Juga:
"Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadhan," kata dia.
Pemerintah akan menggelar sidang isbat besok, Jumat 1 April bertepatan dengan 29 Syaban 1443 Hijriah. Sidang isbat dihelat oleh Kementerian Agama, sebagaimana amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No.2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.
Adib mengatakan sidang isbat dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait.
Kemenag berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli, dan cendekiawan untuk bermusyawarah menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
"Sidang isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," kata dia.
Meskipun begitu, Kemenag meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat hari ini, Jumat (1/4) seiring dengan potensi perbedaan awal Ramadhan antara ketetapan pemerintah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," ujarnya. (antara/jpnn)
Kementerian Agama mengisyaratkan penentuan awal bulan puasa berpotensi berbeda dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Redaktur & Reporter : Arwan Mannaungeng
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News