Lima Penderita DBD di Kendari Meninggal Dunia
sultra.jpnn.com, KENDARI - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi endemi di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Sepanjang tahun 2022 periode Januari - Agustus sudah lima penderita DBD dinyatakan meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat ada 184 warga yang terserang penyakit DBD hingga akhir Agustus 2022. Lima di antaranya tidak tertolong.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kendari Elffi Syarifuddin menyebutkan warga yang terjangkit DBD meningkat dari 170 kasus pada periode Januari sampai Juli 2022, menjadi 184 periode hingga akhir Agustus 2022.
Dengan kondisi ini, dia meminta warga mewaspadai potensi penyebaran DBD, apalagi saat ini dalam kondisi sering terjadi hujan yang akan meninggalkan kubangan atau genangan air yang menjadi tempat potensial berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Dia juga mengajak masyarakat di daerah tersebut agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), guna memberantas penyakit demam berdarah dangue.
Selain itu, masyarakat harus melakukan 3M plus yakni menguras, menutup, mengubur dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Menurut Elvi penerapan disiplin 3M dan menggunakan lotion anti nyamuk ampuh untuk menurunkan angka bebas jentik nyamuk dibanding penggunaan foging.
"Kalau angkat bebas jentik nyamuk tinggi potensi untuk terjadinya DBD itu pasti rendah karena yang kita berantas ini jentiknya supaya tidak jadi nyamuk dewasa kalau fogging (pengasapan) itu hanya membunuh nyamuk dewasa tapi jentik tidak bisa mati," ujar Elffi di Kendari, Minggu (11/9).
Penyakit demam berdarah dangue (DBD) telah menjadi endemi di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News