Polisi Tegaskan Ipda Imam Tewas Kecelakaan Bukan Benturan Fisik Pedemo
sultra.jpnn.com, KENDARI - Polisi menegaskan Perwira Brimob Polda Sulawesi Tenggara, Ipda Imam Agus Husein tewas karena kecelakaan kerja, bukan benturan fisik saat mengamankan demo serentak 11 April di area gedung DPRD Provinsi Sultra, Kota Kendari, Senin (11/4).
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Gatot Repli Handoko memaparkan kronologi Ipda Imam Agus Husein tewas, seusai mengamankan aksi unjuk rasa di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Menurut Kombes Gatot, perwira Brimob Polda Sultra itu mengalami kecelakaan. Ipda Imam bertugas dalam kelompok Satuan Brimob Polda Sultra yang diperbantukan dalam penanganan unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPRD Kota Kendari, Senin (11/4).
Pelaksanaan unjuk rasa berlangsung dari pukul 10.00 WIB sampai sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu Ipda Imam bertugas di mobil Baracuda.
Selesai melaksanakan pengamanan, kendaraan taktis milik Polri tersebut kembali ke Poskotis.
Pada saat itu, Ipda Imam hendak turun dari kendaraan taktis Baracuda dan berdiri di pintu bagian depan yang sedang terbuka. Namun, mobil taktis tersebut mengenai mobil truk yang sedang parkir, sehingga pintu kembali menutup dan menghantam tubuh almarhum Ipda Imam.
“Saat perjalanan dia terkena pintu dari kendaraan taktis Baracuda, kena dada saudara Imam, segera dibawa ke rumah sakit, pukul 17.30 WIB dinyatakan meninggal dunia,” ujar Gatot saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (13/4) seperti yang dilansir JPNN.com.
Gatot menegaskan Ipda Imam meninggal bukan karena bentrok pada saat unjuk rasa berlangsung, tetapi karena kecelakaan kerja setelah mengamankan unjuk rasa.
Polisi menegaskan Ipda Imam Husein tewas karena kecelakaan kerja, bukan benturan fisik pedemo saat demo serentak 11 April 2022.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News