Luhut Pandjaitan di Antara Big Data dan Big Dusta

Rabu, 13 April 2022 – 07:45 WIB
Luhut Pandjaitan di Antara Big Data dan Big Dusta - JPNN.com Sultra
Luhut Pandjaitan di Antara Big Data dan Big Dusta. Foto Instagram

Sebelumnya. Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand) Feri Amsari meragukan klaim Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan tentang big data berisi 110 juta warganet menginginkan penundaan Pemilu 2024.

Pegiat antikorupsi itu menyebut klaim menteri kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut sebagai kebohongan. "Jadi, big data menjadi big dusta," kata Feri kepada JPNN.com, Minggu (13/3).

Lulusan William and Mary Law School, Amerika Serikat, itu menegaskan UUD 1945 mengatur seorang presiden hanya boleh menjabat maksimal dua periode.

Meski disukai rakyat, presiden yang sudah menjabat selama dua periode tidak bisa mencalonkan diri di pilpres lagi.

Oleh karena itu, Feri menentang ide penundaan Pemilu 2024 maupun perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo.

Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Unand itu menyatakan masa kekuasaan presiden harus dibatasi. "Jika Pak Luhut dan Jokowi tidak puas dan ingin lebih, silakan pindah ke negara kerajaan saja," ujar Feri. (jpnn)

Luhut Panjaitan menolak membuka big data yang diklaimnya ada 110 juta warganet mendukung penundaan pemilu 2024.

Redaktur & Reporter : Arwan Mannaungeng

Facebook JPNN.com Sultra Twitter JPNN.com Sultra Pinterest JPNN.com Sultra Linkedin JPNN.com Sultra Flipboard JPNN.com Sultra Line JPNN.com Sultra JPNN.com Sultra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News

TERPOPULER

PERIODE:   6 JAM 12 JAM 1 HARI 1 MINGGU

Maaf, saat ini data tidak tersedia