Sosok Ade Armando, Gelar Doktor Tetapi Kalah Capaian Publikasi Ilmiah Sama Mahasiswa Pascasarjana
Ke mana saja Ade Armando selama ini? Sibuk berpolitik? Jadi, Ade Armando itu memilih jalan hidup sebagai akademisi atau sebagai politisi?
Jika Ade Armando memang merupakan sosok akademisi kredibel kaliber internasional, dengan lama kariernya sebagai dosen sudah 32 tahun, capaian H-INDEX SCOPUS-nya, ya, seharusnya minimal telah mencapai nilai lebih dari 10.
Untuk para akademisi negara-negara maju, bahkan dengan usia yang masih di bawah Ade Armando sekalipun, H-INDEX SCOPUS-nya rata-rata bernilai lebih dari 20.
Kenapa metrik capaian publikasi ilmiah seorang akademisi penting? Karena hal itu bisa mengindikasikan keseriusan seorang akademisi dalam menghasilkan gagasan-gagasan ilmiah atau hasil-hasil riset ilmiah yang kredibel, berkualitas dan inovatif!
Abah! Jika seorang akademisi tak mampu menghasilkan gagasan-gagasan ilmiah atau hasil-hasil riset ilmiah yang kredibel, berkualitas dan inovatif, yang bisa menembus publikasi ilmiah internasional yang proses reviewnya sangat ketat, lalu apa yang mau disampaikan ke para mahasiswanya? Hasil riset orang lain? Gagasan ilmiah orang lain? Sama sekali tak ada docere, delectare, movere kalau dalam mengajar tak ing ngarso sung tuladha.
***
"Kenapa saya sebut (surat Desi Suyamto) di atas, Ade Armando harus memutuskan untuk memilih salah satu, apakah mau menjadi seorang akademisi ataukah menjadi seorang politisi. Berlaku juga untuk yang lainnya!" tulis Dahlan Iskan. (jpnn)
Sosok Ade Armando sebagai dosen Universitas Indonesia bertitel doktor ternyata publikasi ilmiahnya kalah jauh sama mahasiswa pascasarjana baru lulus.
Redaktur & Reporter : Arwan Mannaungeng
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News