Sosok Ade Armando, Dosen UI yang tidak Keberatan Disebut Buzzer Jokowi
sultra.jpnn.com, KENDARI - Kehadiran Ade Armando di area gerbang Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (12/4) seolah mengaburkan agenda Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM SI) yang melakukan demo serentak 11 April. Berita demo serentak yang berlangsung di daerah tergantikan dengan kabar Ade Armando yang babak belur dihajar massa.
Ade Armando juga ditelanjangi hingga polisi melakukan tindakan evakuasi. Sebelum dianiaya, Ade Armando diteriaki buzzer, pengkhinat dan penjilat serta diminta sadar atas sikapnya oleh emak-emak yang ikut berdemo.
Seperti apa sosok Ade Armando?
Ade Armando lahir di Jakarta, 24 September 1961. Dia adalah seorang Dosen Universitas Indonesia di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Berstatus sebagai akademisi, dia juga merupakan pegiat media sosial.
Ade Armando menyelesaikan pendidikan dari sarjana hingga doktoral pada 1988. Setelah dari kampus, Ade sempat menjadi wartawan di beberapa media. Semisal dirinya pernah menjadi wartawan di salah satu surat kabar Islam.
Dirinya juga pernah menjadi Direktur Komunikasi dari Saiful Mujani Research and Consulting hingga anggota Komisi pada periode 2004 hingga 2007.
Pemikiran Ade Armando sedikit banyaknya dipengaruhi Islam Liberal. Laman Wikipedia menyebutkan, Ade Armando ikut dalam kelompok diskusi Jaringan Islam Liberal (JIL) yang dibangun melalui milis sejak 2001.
Kegiatan diskusi JIL membahas seputar Islam, kenegaraan, dan kemasyarakatan. JIL mengklaim diskusi itu diikuti oleh 200 orang anggota. Adian Husaini mencatat bahwa Ade Armando adalah salah satu akademisi yang bekerja sama menjadi kontributor JIL.
Tidak Keberatan Disebut Buzzer Jokowi
Dalam sebuah kesempatan mengaku tidak keberatan disebut sebagai pendengung atau buzzer bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sosok Ade Armando merupakan akademi berstatus dosen UI yang tidak keberatan disebut buzzer Jokowi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News