Ambisi China Bangun Pangkalan Militer di Dekat Papua Bikin Amerika Serikat Meradang
Kritenbrink, bagian dari delegasi Gedung Putih yang berkunjung ke Kepulauan Solomon, Papua Nugini dan Fiji pekan lalu, mengatakan Sogavare sudah menekankan kembali pada pertemuan itu bahwa perjanjian China difokuskan pada kebutuhan keamanan dalam negeri dan tidak akan ada pangkalan militer.
Namun, AS akan memantau perkembangannya karena khawatir akan kurangnya transparansi dan motif China, katanya. “Mereka sangat tidak jelas karena perjanjian ini belum diteliti,” kata Kritenbrink.
Dia menambahkan kekhawatiran itu juga dirasakan oleh mitra regional, negara-negara pulau Pasifik dan di antara rakyat Kepulauan Solomon.
Kepulauan Solomon menempati posisi strategis untuk jalur pelayaran dan komunikasi di Pasifik. Negara kepulauan itu hanya berjak sekitar 2.000 kilometer dari wilayah paling timur Indonesia, Provinsi Papua.
China menawarkan untuk membangun kembali pangkalan angkatan laut (AL) di Papua Nugini pada 2018 tetapi pemerintah di sana justru membuat kesepakatan dengan Australia dan AS untuk memperbarui pangkalan AL bekas PD II di Pulau Manus.
Papua Nugini adalah tetangga terdekat Australia di bagian Utara dan tetangga terdekat Indonesia di bagian Timur. “Kami tahu betul bahwa RRC berupaya untuk membangun logistik luar negeri yang lebih kuat dan infrastruktur yang memungkinkan PLA untuk memperkirakan dan mempertahankan kekuatan militer pada jarak yang lebih jauh,” kata Kritenbrink merujuk pada Republik Rakyat China (RRC) dan tentaranya (PLA). (ant/dil/jpnn)
Ambisi China membangun pangkalan militer di dekat Papua bikin Amerika Serikat meradang. AS juga dikabarkan menjalin kerja sama dengan Papua Nugini
Redaktur & Reporter : Arwan Mannaungeng
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News