Tradisi Bubur Syura Peringati 10 Muharam
sultra.jpnn.com, MAKASSAR - Masyarakat Bugis Makassar di Sulawesi Selatan punya tradisi sendiri dalam memperingati 10 Muharram 1444 Hijriah.
Kebiasaan yang sudah menjadi turun temurun itu yakni dengan membuat bubur Syura kemudian dibagikan ke keluarga dan tetangga.
"Tradisi ini masih terjaga hingga saat ini, karena memiliki nuansa ikatan sosial yang dibalut dengan rasa ingin berbagi dengan sesama," kata Pengamat Komunikasi Budaya dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, DR Hadawiah Hatita di Makassar, Senin (8/8).
Dia mengatakan adanya suatu tradisi yang tetap terjaga itu tidak terlepas dari pemahaman komunikasi budaya yang terjaga antargenerasi.
Menurut dia, tradisi masyarakat Sulsel itu pada setiap 10 Muharram patut dipertahankan dilestarikan sebagai salah satu pengayaan sektor pariwisata.
"Termasuk memupuk solidaritas sosial, karena bubur Syura itu setelah digelar doa dan dzikir bersama, maka dibagikan kepada keluarga dan tetangga terdekat," kata Hadawiah.
Sementara itu, salah seorang warga Kecamatan Lain, Kabupaten Maros, Sulsel, Ishak mengatakan, biasanya bubur Syura dibuat oleh suatu keluarga kemudian mengajak keluarga dan tetangga makan bersama.
"Selain itu, ada juga masing-masing keluarga membuat bubur Syura, lalu dibawa ke masjid. Setelah doa dan dzikir bersama, pihak panitia masjid akan membagikan pada jamaah ataupun masyarakat kurang mampu," ujarnya.
Kebiasaan yang sudah menjadi turun temurun itu yakni dengan membuat bubur Syura kemudian dibagikan ke keluarga dan tetangga.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News