Soimah Emosi Bercucuran Air Mata, Ada Kebohongan Pesantren Gontor Soal Kematian Anaknya
"Autopsi tidak dilakukan agar anak saya bisa segera dikubur, mengingat sudah lebih dari satu hari perjalanan, dan saya tidak rela tubuh anak saya diobrak-abrik," paparnya.
Soimah Kirim Surat Terbuka ke Pesantren Gontor
Pihak keluarga ingin bertemu dengan pengurus ponpes dan pelaku penganiayaan untuk mendapatkan penjelasan lengkap mengenai masalah ini.
"Karena itu kami membuat surat terbuka yang intinya ingin ketemu dengan Kiai di Gontor 1, pelaku dan keluarganya untuk duduk satu meja, serta ingin tahu kronologis hingga meninggalnya anak kami," ujarnya.
Namun, hingga saat ini belum ada kabar atau balasan dari pihak ponpes terhadap surat terbuka tersebut. Dia berharap, tidak ada lagi korban-korban kekerasan.
"Bukan hanya di Gontor, tetapi di pondok lainnya hingga menyebabkan nyawa melayang," ujarnya.
Menurutnya, apa yang didapatkan anak di pondok tidak sebanding dengan harapan para orang tua dan wali santri untuk menitipkan anaknya di sebuah lembaga yang dapat mendidik ahlak para generasi berikutnya.
Foto Jenazah Albar Mengerikan
Menanggapi hal tersebut, pengacara kondang Hotman Paris meminta pihak Polda Jawa Timur (Jatim) untuk segera melakukan penyelidikan atas meninggalnya anak Soimah.
"Mohon, Bapak Kapolda Jawa Timur agar segera menindaklanjuti kasus tersebut, karena saya melihat fotonya (jenazah Albar) itu sangat mengerikan," kata Hotman Paris. (mcr35/jpnn)
Emosi Siti Soimah tak terbendung. Wanita berusia 44 tahun itu sampai meluapkan amarahnya dengan cucuran air mata.
Redaktur & Reporter : Arwan Mannaungeng
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News