Jasa Ekspedisi Menaikkan Ongkos Pengiriman
sultra.jpnn.com, MAKASSAR - Pengelola jasa transportasi barang ekspedisi akhirnya menaikkan ongkos pengiriman barang. Keputusan ini dilakukan menyusul penyesuaian dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan Presiden Joko Widodo.
Jasa ekspedisi di Makassar, Sulawesi Selatan, mulai menaikkan ongkos pengiriman barang sekitar 15 persen hingga 20 persen.
"Karena BBM solar naik bahkan sudah mulai sulit didapat, jadi kami harus menaikkan biaya jasa pengangkutan barang sampai 20 persen," ujar Manajer di salah satu jasa angkutan ekspedisi di Makassar, Lili Mulyono, di lokasi pergudangan eskpedisi, Jalan Tarakan, Makassar, Jumat (9/9).
Ia menyebutkan, sebelum BBM naik, harga barang per kilogram dikenakan Rp 20 ribuan. Namun setelah BBM naik, tentu biaya transportasi ikut membengkak hingga 20 persen, sehingga dilakukan menyesuaikan harga antara Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram.
"Mesti kita naikkan, karena nanti kita rugi, sekarang sudah Rp40 ribuan per kilogram barang yang mau dikirim ke daerah. Kami tidak bisa berbuat banyak di masa sulit seperti ini," katanya.
Sahar, seorang supir truk ekspedisi lintas provinsi mengungkapkan, kenaikan harga BBM tersebut, tentu berpengaruh pada omzet pendapatan. Pengiriman barang biasanya belasan ton dimuat ke daerah, kini mulai menurun jumlahnya.
Ia mengemukakan, untuk biaya transportasi pembelian BBM dikeluarkan sekitar Rp2 jutaan sekali jalan. Kesulitan lainnya, ungkap dia, BBM jenis solar juga sulit ditemukan di SPBU ketika melintasi kabupaten dan provinsi untuk pengisian kembali.
"Biaya bisa bengkak lagi kalau rute yang dikirimi barang sudah melintasi dua provinsi. Sekarang sudah berubah semua harga. Tapi kita masih tunggu stabilnya harga BBM. Biaya juga disesuaikan tarifnya antara 15 persen sampai 20 persen," ungkap dia.
Pengelola jasa transportasi barang ekspedisi akhirnya menaikkan ongkos pengiriman barang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News