Kenali Lebih Awal Penyakit Jantung Bawaan pada Anak
Selain itu, waktu pengerjaan tindakan juga lebih singkat.
Dalam program CSR dari Heartology Cardiovascular Center dan Brawijaya Hospital Saharjo berkolaborasi dengan Yayasan Jantung Indonesia (YJI), tim spesialis jantung dan pembuluh darah, yaitu dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K) dan dr. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K) menangani pasien anak dengan penyakit jantung bawaan.
Mereka melakukan tiga prosedur, yakni dua prosedur PDA (Patent Ductus Arteriosus) Closure untuk bayi berusia 9 bulan, serta 1 prosedur ASD (Atrial Septal Defect) Closure untuk anak berusia 8 tahun. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi.
PDA adalah kondisi di mana pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan arteri paru tetap terbuka. Lalu, lubang ditutup menggunakan device penutupan PDA.
Sementara itu, ASD adalah kondisi di mana adanya lubang pada serambi jantung yang mengakibatkan aliran darah jadi tidak normal yang kemudian ditutup dengan device penutupan ASD.
Radityo menjelaskan, tindakan intervensi kateter ini dilakukan dengan metode zero fluroskopi, tanpa radiasi. Radiasi dapat menimbulkan efek jangka panjang untuk pasien, dokter dan tim laboratorium kateterisasi.
Ario yang merupakan Ketua Divisi Medis Yayasan Jantung Indonesia berharap banyak kasus penyakit jantung bawaan yang bisa terdiagnosa secara dini dan ditangani secara tepat. Sebab, penanganan penyakit jantung bawaan yang tepat bisa meningkatkan tiga kali usia harapan hidup pasien. (antara/jpnn)
Untuk menghindari kasus penyakit jantung bawaan berakhir dengan kematian, perlu dilakukan pengenalan lebih awal gejalanya.
Redaktur & Reporter : Arwan Mannaungeng
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News