Mewariskan Bahasa Daerah ke Generasi Muda
sultra.jpnn.com, KENDARI - Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara (KBST) menggalakkan diskusi terkait dengan cara mempertahankan dan mewariskan bahasa daerah kepada generasi muda.
Langkah ini dilakukan untuk mendorong pelestarian bahasa daerah setempat sehingga tidak punah akibat tergerus zaman.
Kepala Kantor Bahasa Sultra Herawati mengatakan, mewariskan bahasa daerah ke generasi muda sifatnya mutlak.
“Salah satu bentuk upaya pelestarian bahasa daerah adalah pewarisan bahasa tersebut kepada para generasi muda dan hal tersebut bersifat mutlak,” kata Herawati saat menggelar webinar dalam rangka Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap 21 Februari dengan tema Bahasa Ibu Kukuh, Indonesia Tangguh, di Kendari, Kamis (24/2).
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa E. Aminudin Azis mengatakan bahwa bahasa ibu belum tentu bahasa daerah karena bisa jadi anak-anak dididik di lingkungan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing.
Dia mengatakan bahasa ibu selain menjadi sumber pengembangan bahasa nasional dalam hal ini bahasa Indonesia, bahasa ibu juga memiliki fungsi antara lain fungsi emotif, kultural, pendidikan, politik, dan ekonomi.
Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Buton, Firman Alamsyah Mansyur sebagai salah satu pembicara dalam webinar tersebut mengatakan bahwa penting mempertahankan bahasa ibu.
"Mengapa mempertahankan bahasa ibu menjadi penting? Pertama, karena bahasa ibu menjadi kebutuhan akan keberagaman," kata dia saat menyampaikan materi tentang mempertahankan Bahasa Wolio sebagai bahasa ibu.
Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara (KBST) menggalakkan diskusi terkait dengan cara mempertahankan dan mewariskan bahasa daerah kepada generasi muda.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News