Cerita Big Data Luhut Pandjaitan, Didesak Buka Sampai Acungkan Telunjuk

Mendengar permintaan para mahasiswa tersebut, Luhut secara tegas menolaknya. "Kau sepakat, kalau saya enggak sepakat, boleh kan? Kita boleh beda pendapat, enggak," jawab Luhut Binsar Pandjaitan.
Mahasiswa tetap bersikukuh menuntut Luhut membuka big data tersebut karena hal ini menurut mereka juga sesuai aspirasi masyarakat Indonesia.
"Dengarin, kamu anak muda, kamu enggak berhak juga menuntut saya karena saya juga punya hak untuk bilang enggak (membuka big data)," jelas mantan Kepala Staf Kepresidenan itu.
Tidak puas dengan penjelasan itu, seorang mahasiswa berteriak ke arah Menko Luhut Binsar.
"Otoriter nih," teriak mahasiswa tersebut.
Luhut Pandjaitan langsung menatap ke arah mahasiswa yang meneriakinya dengan kalimat tersebut.
"Bukan otoriter. Kalau saya otoriter, saya enggak datang ke kamu," kata Luhut ke mahasiswa yang meneriakinya tersebut.
Sembari mengacungkan jari telunjuknya, Luhut menasihati mahasiswa yang meneriakinya otoriter.
Cerita big data 110 juta warganet pro penundaan pemilu 2024 didesak dibuka Luhut Pandjaitan. Jawabannya balik menunjuk mahasiswa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News