Dicari Sosok Anak Muda yang Mau Bertani Organik

"Ada efisiensi mengurangi biaya karena tidak lagi menggunakan pupuk yang harus berasal dari produk yang dibeli," kata Wali Kota.
Pelaksana Harian Kepala Perwakilan BI Sultra Aryo Wibowo T. Prasetyo mengatakan selain pupuk, bibit, dan lahan salah satu tantangan penting dalam mengembangkan pertanian yakni sumber daya manusia.
Dia menyebut, kelompok-kelompok muda beberapa daerah mengalami kesulitan penerus rata-rata petaninya tua, dimana petani-petani muda belum tampak.
"Ini merupakan salah satu poin masalah ke depannya. Untuk itu kita bekerja sama dengan petani, pemerintah daerah bagaimana kaum pemuda ini tertarik salah satunya adalah memberi janji keuntungan," ujar dia
Menurutnya, petani padi sawah bukan sekedar menghasilkan beras tetapi ada bisnis yang harus meningkatkan kesejahteraan sehingga membuat para pemuda tertarik bertani.
"Jangan membuat mereka berpikir bahwa ah daripada saya menjadi petani sudah kotor capek, kejemur tidak bisa menopang hidup. Tetapi kami berharap disampaikan kepada kaum muda bahwa dengan pertanian itu bisa hidup," ujar dia.
Sehingga menurut dia, salah satu upaya menarik minat generasi muda terlibat dalam mengembangkan pertanian yakni dengan sistem digital farming. Metode ini akan membantu para petani supaya tidak turun ke lapangan terus karena akan dimonitor melalui gawai.
"Itu para pemuda perlu diinformasikan, mereka pasti akan tertarik untuk bertani, apalagi beras rata-rata penyumbang inflasi dalam tiga tahun sejak 2019," katanya. (ant/jpnn)
Pemerintah Kota Kendari bersama Bank Indonesia (BI) Sultra bekerja sama dalam mendorong pertanian sistem organik penuh di daerah Amohalo
Redaktur & Reporter : Arwan Mannaungeng
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sultra di Google News